Peluang bisnis usaha identik dengan keberuntungan, rejeki atau penghasilan.
Jadi peluang itu dekat dengan uang. Meraih peluang sama dengan meraih uang. Kalau begitu apakah kita akan diam melihat peluang atau meraihnya ketika ia lewat di depan kita? Pepatah mengatakan “Peluang itu cuma lewat sekali dan tidak pernah kembali lagi”. Jadi, ketika peluang bisnis usaha itu datang kita harus siap untuk menerimanya.
Hal-hal dasar apa saja yang harus siap di dalam diri kita ketika peluang itu datang?
1. Knowledge.
Pengetahuan atau informasi yang menunjang di bidang “peluang” itu sendiri.
Bagaimana mungkin misalnya saja kita ditawarkan pekerjaan sopir truk kita tidak bisa mengemudikan mobil?
Ada beberapa tingkatan knowledge untuk menerima peluang bisnis atau usaha :
a. Basic Knowledge.
Yaitu pengetahuan2 yang bisa diajarkan kepada umum atau orang awam dalam waktu singkat.
Misal: mencuci, menyetrika, menggoreng, menggali, dll.
b. Midle Knowledge.
Yaitu pengetahuan2 yang bisa diajarkan secara berulang-ulang dalam beberapa hari.
Misal: belajar naik sepeda(motor), mengendarai mobil, mengoperasikan alat2 listirk/komputer.
c. Expert Knowledge.
Yaitu pengetahuan2 yang bisa diajarkan yang membutuhkan guru atau pelatih pendamping yang berpengalaman dan membutuhkan skill khusus.
Misal: salesman pada awalnya dibantu oleh supervissor, sales manajer, atau regional manajer.
mahasiswa kedokteran spesialis bedah pada awalnya dibantu oleh dokter bedah yang sudah profesional.
Dan ada expert knowledge yang bisa diajarkan tanpa harus melalui pendidikan formal, tetapi dari ketekunan dan keuletan orang itu sendiri.
Seperti contoh:
- belajar melukis, menggitar (meskipun pada awalnya salah-salah tapi akhirnya bagus juga).
- belajar bikin radio (setelah ngoprek sana sini akhirnya dapat pengetahuan bikin radio juga).
- belajar internet marketing (dengan modal “read and understanding” akhirnya lama2 mengerti juga).
Jadi, apabila kita melihat peluang bisnis usaha dan kita memiliki knowledge di bidang tersebut, artinya kita sudah siap meraih peluang bisnis tersebut.
Bahkan apabila dalam posisi expert knowledge pun jika kita mendapatkan info skill dari guru/pelatih pendamping secara gratis itu sangat bagus untuk dijadikan peluang buat kita.
Semakin banyak kita bertanya semakin kita cepat menyerap ilmu yang diberikannya, dan itu menambah wawasan dan pengalaman kita menjadi cepat pintar.
2. Mentality.
Mentalitas merupakan faktor utama dalam suksesnya melakukan sebuah pekerjaan atau peluang bisnis usaha baru.
Sebagai contoh mungkin kita sudah bisa mengendarai mobil tetapi mental kita tidak bisa menerima pekerjaan sebagai sopir truk itu karena takut nabrak.
Mentalitas yang buruk dapat mengganggu naiknya prestasi karier atau bisnis seseorang. Hal ini diidentikkan dengan faktor emosional atau Emotional Quetions (EQ).
Kita sebagai diri kita adanya sering merasakan perasaan takut, ragu2 atau dihantui bayang2 negatif lainnya.
Cara mudah mengatasi ketakutan hanyalah 1 yaitu melawan rasa takut itu sendiri baik dalam pikiran mental ataupun tindakan nyata.
Mungkin kita pada waktu SD pernah disuruh maju di depan kelas untuk bernyanyi atau berpuisi, pidato.
Nah, sebelum kita maju, hati kita selalu berdebar2 ketakutan, tetapi ketika kita dipanggil maju seolah2 kita dipaksa melakukan apa yang kita takutkan itu.
Dan setelah melewati “masa kritis” itu ternyata kita bisa mengalahkan apa yang kita takutkan tadi.
Jadi, sebenarnya kita bisa mengatasi mentalitas ketakutan dengan melompat keluar mengambil 1 tindakan yaitu keluar dari ketakutan itu sendiri = “Action!”.
3. Attitude.
Sikap merupakan faktor yang hampir sama dengan mentalitas,sikap mengendalikan seluruh tubuh kita.
Apabila hari ini anda bersikap sedih, lemah, pesimistis, lesu, tidak bersemangat, seolah-olah tidak ada harapan baru, negatif thinking, maka ketika anda melihat sebuah PELUANG kerja-bisnis-usaha tidak akan pernah melihatnya sebagai sebuah harapan yang membantu kehidupan anda.
Ibarat anda berada di padang pasir selama seminggu dan anda kehausan, tetapi ketika ada orang menawarkan segelas es jeruk segar anda menghiraukannya begitu saja.
Semangat adalah faktor penting untuk bekerja, dengan semangat kita siap menerima tantangan seberat apapun.
Bahkan kita berani melakukan peribahasa “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian”.
Sikap Thomas Alfa Edison berhasil mengalahkan kegagalan ratusan kali untuk berhasil menemukan lampu.
Ia memilki sikap positif meskipun pernah dianggap bodoh oleh gurunya, dan mau bekerja lebih keras sehingga berhasil membuat hak paten 1.093 penemuannya.
Berapa kali anda gagal? 10? 20? 100? dan anda berhenti? Bagaimana dengan Thomas Alfa Edison yang sudah gagal beribu2 kali?
Posted on March 8th, 2009 by admin